Gondang Gotilon (Pesta Panen Raya)

Dahulu sekitar tahun 1803 hingga 1939 Godang Gotilon (Pesta Panen Raya) merupakan sebuah acara yang sangat dinanti-nantikan oleh rakyat batak. Karena acara tersebut dianggap sebuah kesempatan untuk memuja untuk memberikan korban atau persebahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berbagai cara memuja Tuhan Yang Maha Esa akan kita lihat dari berbagai macam dan jenis Tortor (Tarian Batak) dan penyampaian kata-kata umpasa kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh Horja Bius (Raja-raja Kampung) yang dipimpin oleh seorang Datu Bolon (Dukun Agung).

Pada Hos Niari (bahasa batak dari tengah hari) atau sekitar pukul 12.00 akan dilaksanakan ritual terakhir yaitu mangalahat horbo (memotong kerbau) untuk dipersembahkan sebagai persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam suatu acara Gondang Gotilon (Pesta Panen Raya) biasaya Horja Bius akan mengundang desa-desa lain untuk turut merayakan acara Gondang Gotilon (Pesta Panen Raya) tersebut. Pada sore hari setelah acara ritual (Pemujaan dan persembahan) selesai dilaksanakan Naposo Bulung (Pemuda-Pemudi) yang diundang dari desa lain tersebut akan datang dengan gondang yang penuh dengan hiasan dan gorga (ukiran batak) dengan maksud untuk menarik perhatian para muda-mudi setempat (tempat dilaksanakannya Gondang Gotilon (Pesta Panen Raya). 

Para muda-mudi tersebut akan manortor dan martumba (menari-nari) dengan riang gembira dari mulai sore hari hingga besok pagi. Kesempatan ini dilakukan oleh muda-mudi dari desa lain untuk martandang (mencari jodoh)  

Sumber : Disari dari berbagai sumber






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gondang Gotilon (Pesta Panen Raya)"

Post a Comment

obatak.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE