FALSAFAH BATAK

FALSAFAH BATAK

Falsafah jika diartikan secara umum adalah sebuah pandangan hidup atau pedoman hidup atau juga bisa dikatakan sebagai tujuan hidup.

Dalam suku batak falsafah berguna sebagai pandangan hidup atau pedoman hidup dan juga sebagai tujuan hidup dalam kehidupan baik dalam berperilaku, bermasyarakat dan berkeluarga.

beberapa kesimpulan falsafah batak yang dijadikan sebagai pandangan dan tujuan hidup adalah :

Mardebata atau disebut BerTuhan
Mardebata atau ber Tuhan artinya bahwa suku batak memiliki dan mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan manusia, langit dan bumi yang harus disembah dan dihormati dengan cara-cara yang telah ditetapkan. Di suku batak hal ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum agama kristen (yang mempercayai Yesus sebagai Tuhan) masuk yang disebut percaya kepada debata mula jadi na bolon (parmalim). Dan saat ini suku batak rata-rata menganut agama kristen.

Marpinompar atau disebut Berketerunan
artinya bahwa manusia itu hidup harus memiliki keturunan sebagai penerus, apalagi marga yang dimiliki orang batak harus diturunkan melalui anak laki-laki. Sehingga orang batak sangat mengharapkan keturunannya laki-laki sebagai penerus marga.

Maradat atau disebut Adat Istiadat
artinya memiliki adat istiadat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalihan Na Tolu inilah yang menjadi dasar adat istiadat batak dalam menentukan posisi dan kedudukannya dalam suatu adat istiadat maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga setiap orang perlu tahu posisinya sebagai apa dan dimana melalui mertutur (menerangkan hubungan kekeluargaan atau kekerabatan melalui marganya).

Jika dipisah maka kata maradat terdiri dari 2 yaitu mar dan adat. Mar yang berarti melakukan sedangkan adat adalah aturan. Jadi jika digabungkan menjadi adat istiadat yaitu aturan-aturan atau larang-larangan dalam lingkungan adat maupun dalam upacara adat.

Karena dalam adat istiadat inilah akhirnya lahir aturan-aturan, larangan-larangan dan kesepakatan-kesepakatan. Sehingga aturan-aturan, larangan-larangan dan kesepakatan-kesepakatan adalah dasar musyawarah masyarakat karena masyarakat Batak bukanlah suku yang berbentuk kerajaan-kerajaan.

Falsafah Batak dalam bentuk ungkapan

Sebagai bentuk kemajuan suku batak, muncullah pemikiran-pemikiran yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai pandangan hidup karena kesadaran suku batak bahwa hidup bukannlah saat ini saja tetapi adalah masa yang akan datang sehingga para nenek moyang batak mengambil berbagai filosopy alam antara lain air, binatang, tanah, tumbuhan dll. Yang mungkin menurut pengamatan para nenek moyang batak bahwa dari situ dapatlah diambil intisari atau jalannya kehidupan.

Ungkapan-ungkapan ini menjadi falsafah yang jika direnungkan memiliki makna yang sangat mendalam sehingga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup

















Read More
FALSAFAH BATAK

FALSAFAH BATAK

Falsafah jika diartikan secara umum adalah sebuah pandangan hidup atau pedoman hidup atau juga bisa dikatakan sebagai tujuan hidup.

Dalam suku batak falsafah berguna sebagai pandangan hidup atau pedoman hidup dan juga sebagai tujuan hidup dalam kehidupan baik dalam berperilaku, bermasyarakat dan berkeluarga.

beberapa kesimpulan falsafah batak yang dijadikan sebagai pandangan dan tujuan hidup adalah  :

Mardebata atau disebut BerTuhan
Mardebata atau ber Tuhan artinya bahwa suku batak memiliki dan mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan manusia, langit dan bumi yang harus disembah dan dihormati dengan cara-cara yang telah ditetapkan. Di suku batak hal ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum agama kristen (yang mempercayai Yesus sebagai Tuhan) masuk yang disebut percaya kepada debata mula jadi na bolon (parmalim). Dan saat ini suku batak rata-rata menganut agama kristen.

Marpinompar atau disebut Berketerunan
artinya bahwa manusia itu hidup harus memiliki keturunan sebagai penerus, apalagi marga yang dimiliki orang batak harus diturunkan melalui anak laki-laki. Sehingga orang batak sangat mengharapkan keturunannya laki-laki sebagai penerus marga.

Maradat atau disebut Adat Istiadat
artinya memiliki adat istiadat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalihan Na Tolu inilah yang menjadi dasar adat istiadat batak dalam menentukan posisi dan kedudukannya dalam suatu adat istiadat maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga setiap orang perlu tahu posisinya sebagai apa dan dimana melalui mertutur (menerangkan hubungan kekeluargaan atau kekerabatan melalui marganya).

Jika dipisah maka kata maradat terdiri dari 2 yaitu mar dan adat. Mar yang berarti melakukan sedangkan adat adalah aturan. Jadi jika digabungkan menjadi adat istiadat yaitu aturan-aturan atau larang-larangan dalam lingkungan adat maupun dalam upacara adat.

Karena dalam adat istiadat inilah akhirnya lahir aturan-aturan, larangan-larangan dan kesepakatan-kesepakatan. Sehingga aturan-aturan, larangan-larangan dan kesepakatan-kesepakatan adalah dasar musyawarah masyarakat karena masyarakat Batak bukanlah suku yang berbentuk kerajaan-kerajaan.

Falsafah Batak dalam bentuk ungkapan

Sebagai bentuk kemajuan suku batak, muncullah pemikiran-pemikiran yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai pandangan hidup karena kesadaran suku batak bahwa hidup bukannlah saat ini saja tetapi adalah masa yang akan datang sehingga para nenek moyang batak mengambil berbagai filosopy alam antara lain air, binatang, tanah, tumbuhan dll. Yang mungkin menurut pengamatan para nenek moyang batak bahwa dari situ dapatlah diambil intisari atau jalannya kehidupan.

Ungkapan-ungkapan ini menjadi falsafah yang jika direnungkan memiliki makna yang sangat mendalam sehingga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup.

Beberapa Contoh Falsafah Batak dalam bentuk ungkapan yang memiliki arti sangat mendalam.

Dijolo raja sieahan, 
dipudi raja sipaimaon
artinya : kalau posisi raja di depan, kitalah yang mendekatinya/mengunjungi (sieahaan=yang 
            dikunjungi), 
            kalau posisi raja dibelakang, kitalah yang menunggunya (sipaimaon=yang ditunggu)
maknanya : bahwa kita harus tahu dan bisa menempatkan diri kita sesuai dengan posisi kita.

Sada silompa gadong dua silompa puli,
Sada pe namanghatahon Sudema dapotan Uli.
artinya : cukup satu orang yang memasak ubi dan dua orang untuk membuat timah (puli/simbora)
maknanya : mau mendengar

Pitu batu martindi,
sada do sitaon nadokdok
artinya : tujuh batu bertingkat, tapi hanya satu yang menahan berat
maknanya : sama-sama menanngung beban

Jujur do mula ni bada, 
bolus do mula ni dame.
artinya menerang- nerangkan kesalahan orang adalah awal pertengkaran (jujur=memperlihatkan)
             memaafkan kesalahan orang adalah awal perdamaian (bolus=melewatkan)
maknanya : lupakanlah kesalahan orang lain.

Siboru buas siboru Bakkara, 
molo dung puas sae soada mara 
artinya : Perempuan yang tidak pelit adalah anak perempuannya marga Bakara (siboru=anak perempuan)
maknanya : apa yang ada dalam hati agar disampaikan
   

Sungkunon poda tu natua-tua, 
sungkunon gogo tu naumposo
artinya : Tanyalah nasihat kepada orang tua
             Tanyalah kemampuan/kekuatan kepada anak muda (gogo=tenaga)
maknanya : bertanyalah pada orang yang berkompeten

Somba marhula-hula, 
manat mardongan tubu, 
elek marboru


Tungko naso boi butbuton, gadu-gadu naso boi sosa
Uhum naso boi muba, patik naso boi mose

artinya : patok tanah tidak bisa dicabut, batas tanah tidak bisa dihapus
            hukum tak boleh berubah, titah/perintah tidak bisa dilanggar
maknanya : kita jangan ingkar janji


Note : dalam memaknai falsafah batak, pada umumnya falsafah batak terdiri dari 2 kalimat sebagaimana umpasa dan umpama yaitu, pada kalimat pertama adalah sampiran dan kaliman kedua adalah maksudnya atau tujuan.

by: tommy simatupang


Read More