FILOSOFI DIBALIK UKIRAN CICAK PADA RUMAH BATAK TOBA

FILOSOFI DIBALIK UKIRAN CICAK PADA RUMAH BATAK TOBA

Filosofi/filsafat merupakan pola berfikir manusia, prinsip hidup, ataupun cara berfikir manusia yang timbul karena peristiwa fenomena-fenomena kehidupan yang telah mereka alami.

Jika melihat pengertian filosofi diatas maka orang batak adalah termasuk seorang filosof atau filsuf. Ini dapat kita lihat melalui ukiran-ukiran yang dipahat (digorga) atau juga bentuk-bentuk lain yang tak biasa pada umumnya yang terdapat pada rumah batak. Nilai-nilai filosofi itu disamping memiliki arti tersendiri juga sebagai cerminan jati diri dan sebuah pemikiran akan masa yang datang. Dalam bentuk ukiran dan bentuk lain yang terdapat pada rumah batak, para nenek moyang orang batak mencoba menterjemahkannya dan mengambil makna serta pesan yang tak tertulis dari benda tersebut dan ingin memberikan pesan tak tertulis bagi para keturunannya. 
Read More
Inilah Arti Gorga Yang Ada Dalam Rumah Batak

Inilah Arti Gorga Yang Ada Dalam Rumah Batak


1.Gorga Patung ulu ni horbo martanduk: menggambarkan pengharapan habaoaon yaitu harajaon dengan pengertian tanggung jawab


2.Gorga Susu (tarus wanita): menggambarkan pengharapan soripada hangoluon yaitu kehidupan yang bersumber dari ibu.


3.Gorga Boraspati (cicak): menggambarkan pengharapan hadumaon yaitu sejahtera seisi rumah, aman dan damai.


4.Gorga Ulupaung gambaran paneon: yaitu pelindung agar seisi rumah sehat sehat jasmani dan pengharapan penghambat aji-ajian (niat jahat orang lain).


5.Gorga Tompi: gambaran pengharapan manompi anak dohot boru yaitu agar anak-anak turunan penghuni rumah tidak sakit-sakitan dan jangan ada yang meninggal sampai saur matua.


6.Gorga Liat: gambaran pengharapan agar seisi rumah marsangap dohot martua yaitu mulia da beranak.


7.Gorga Ture-ture: gambaran pengaharapan pantun yaitu semua seisi rumah tekun penuh sopan santun.


8.Gorga Sitindangi: gambaran pengharapa n kejujuran yaitu berpengang pada adat dan hukum.


9.Gorga Pandingdingan: gambaran pengharapan sae soada mara yaitu tidak ada mara bahaya.


10.Gorga Jolo: gambaran hasadaon yaitu agar seisi rumah tetap bersatu, damai.


11.Gorga Ngingi: menggambarkan pengharapan mangalo na so hasea yaitu menentang segala yang tidak bermanfaat.


12.Gorga Siopat suhi: gambaran pengharapan adat suhi ni ampang na opat yaitu adat kekerabatan yaitu bahwa dengan suhi ni ampang na opat, dalam fungsi kekerabatan adalah tiang utama DNT(Dalihan Natolu).

13.Gorga Bintang: gambaran pengharapan sinta-sinta yaitu agar sejahtera anak dan boru.


14.Gorga Gaja dompak: menggambarkan pengharapan margogo mandopang musu yaitu kekuatan melawan segala bathil.


15.Gorga Silindu ni pahu: gambaran pengharapan hadumaon na so mansohot yaitu kesejahteraan terus menerus .


16.Gorga Manuk: gambaran pengharapan panungguli yaitu agar anak-anak dari kejauhan tetap ingat akan keluarga di bona pasogit.


17.Gorga Hujur: menggambarkan pengharapan hamonangan yaitu monang maralo musu, talu maralo dongan yang maksudnya agar semua penghuni menang terhadap segala kejaliman tetapi megalah untuk kebaikan.



Mungkin itulah mungkin alasan kenapa kalau pembangunan ‘Ruma Batak’ batak jaman dulu makan waktu yang lama sekali, disamping tidak pake paku juga dengan segala macam gorga. Warna gorga pada ruma batak toba hanya 3 jenis yaitu hitam, putih dan merah adalah merupakan pengharapan Batak Toba akan kebijakan, kesucian dan kekuatan.




sumber http://partoginisilalahi.blogspot.com/2008/07/gorga-ukiran-batak-relief-gorga-yang.html
Read More